Wednesday, June 27, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN HIDROSEFALUS


Definisi
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan sersbrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak.
Ethiologi
Dapat terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam sistem ventrikel atau produksi berlebihan likuor.
1)      Hidrosefalus obstruksi atau nonkomunikans terjadi sirkulasi likuor otak terganggu, yang kebanyakan disebabkan oleh stenosis akuaduktus sylvii. Atresia  foramen magandi dan lushka jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus
2)      Hidrosefalus komunikans terjadi karena produksi berlebihan gangguan penyerapan yang jarang ditemukan.
Patofisiologi
Sebagian besar cairan serebrospinal diproduksi olek pleksus koroidesus di dalam ventrikel otak dan mengalir melalui foramen monro ke ventrikel IV. Dari sana likuor mengalir melalui foramen magandu dan lushka ke sisterna dan rongga subraknoid. Dibagian kranial maupun spinal. Penyerapan terjadi melalui villus araknoid yang berhubungan dengan sistem vena seperti sinus venosus serebral.
Hidrosefalus terjadi akibat kelebihan produksi, sumbatan sirkulasi atau gangguan proses penyerapan.
Stenosis akuaduktus sylvii pada bayi dan anak yang berusia kurang dari dua tahun disebabkan oleh infeksi intrauterus berupa meningoensefalitis virus atau bakteri, anoksia dan perdarahan intrakranial akibat cedera perinatal.
Manifestasi klinis
Mulanya pembesaran tengkorak yang disusul oleh  gangguan neurologi akibat tekanan likuor yang meningkat, sehingga menyebabkan hipertrofi otak.
Pada bayi yang suturanya masih terbuka, akan terlihat lingkar kepala frontooksipital yang makin membesar, sutura yang meregang dengan fontanel cembung dan tegang, serta vena kulit kepala sering terlihat menonjol.
Kelainan neurologi berupa mata yang selalu mengarah ke bawah (fenomena matahari terbenam),gangguan perkembangan motoris dan gangguan penglihatan akibat atrofi atau hipertrofi saraf penglihatan.
Bila proses penimbunan cairan serebrospinal dibiarkan  terus berlangsung pada bayi, maka akan terjadi penipisan korteks serebrum yang permanen walaupun kemudian hidrosefalus dapat teratasi.
Pemeriksaan penunjang
1)      Diagnosis dini dengan pengukuran kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi
2)      Rotgen foto kepala polos lateral tampak kepala yang membesar dengan disproporsi kraniofasial, tulang yang menipis dan sutura melebar
3)      CT scan kepala terlihat jelas dilatasi seluruh sistem ventrikel otak
4)      Pemeriksaan cairan serebrospinal dengan fungsi ventrikel melalui fontanel mayor menunjukkan tanda peradangan dan perdarahan baru atau lama yang juga menetukan tekanan ventrikel
5)      USG kepala melalui fontanel yang terbuka lebar dapat ditemukan adanya pelebaran ventrikel atau perdarahan dalam ventrikel.
Penatalaksanaan
1)      Pengobatan kausal.
Hanya mungkin dilakukan bila hidrosefalus disebabkan oleh sumbatan seperti tumor kistik yang menyumbat sistem ventrikel.
2)      Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan  serebrospinal dari ventrikel otak ke atrium kanan jantung atau ke rongga peritoneum, yaitu pintasan ventrikuloatrial atau ventrikuloperitoneal. Pintasan terbuat dari bahan silikon khusus yang tidak menimbulkan reaksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggal dalam tubuh untuk selamanya.
3)      Pada hidrosefalus laten yang tidak progresif lagi di mana pada anak dengan lingkar kepala tidak bertambah, fontanel tidak cembung, serta perkembangan motorik dan kecerdasan sedikit membaik. Biasanya sesudah 4-5 tahun bergantung pada panjang badannya, maka anak harus dibedah ulang untuk memperpanjang pintasan
4)      Pada keadaan gawat darurat dengan tekanan intra-kranial (TIK) yang sangat tinggi, dilakukan pertolongan pertama dengan cara pungsi ventrikel melalui fontanela anterior yang masih terbuka, guna mengeluarkan sejumlah likuor untuk dekompresi.

Asuhan Keperawatan
1.                   Riwayat kesehatan
a.    Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat infeksi meningen (meningitis)
b.    Riwayat kesehatan sekarang
Pembesaran tengkorak, adanya keluhan neurologi seperti mata yang selalu mengarah ke bawah, gangguan perkembangan motorik, gangguan penglihatan, kejang, mual dan muntah serta penurunan kesadaran.
c.     Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ibu infeksi intrauterus; virus dan bakteri
2.                    Pemeriksaan fisik
a)    Keadaan umum
·                 Terjadi penuruna kesadaran
·                 Perubahan tanda-tanda vital
b)              Kepala
·                Adanya pembesaran tengkorak
·                Sutura yang masih terbuka terlihat lingkar kepala fronto-oksipital yang makin membesar
·                Sutura yang makin meregang dengan fontanel cembung dan tegang
·                Vena kulit kepala sering terlihat menonjol
·                Mata selalu melihat ke bawah
·                Pada perkusi kepala, bunyi seperti pot kembang yang retak (cracked pot sign)
c)               Mata
·                 Terdapat edema pupil saraf otak II pada pemeriksaan funduskopi.
·                 Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan penipisan tulang supra orbital
·                 Sklera tampak diatas iris
·                 Pergerakan bola mata tidak teratur
d)             Sistem gastrointestial
Mual-muntah akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
e)              Ekstremitas
Gangguan perkembangan motorik
3.                   Data psikologi dan sosial
·         Kecemasan ibu karena adanya perubahan fisik bayi dan juga karena kurangnya pengetahuan informasi
·         Hubungan ibu dan orang lain akan terganggu karena cacat pada bayinya
Diagnosa keperawatan
·         Gangguan rasa nyaman: nyeri kepala yang berhubungan dengan tekanan likuor yang meningkat
·         Perubahan persepsi penglihatan yang berhubungan dengan kelainan neurologi, mata yang melihat ke bawah
·         Kurang pengetahuan ibu tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan bayi yang berhubungan dengan kurang mengingat seperti salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi
·         Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengna gangguan neurologi, kelumpuhan
·         Risiko terjadinya dekubitus pada kepala yang berhubungan dengan imobilisasi kulit kepala yang semakin meregang dan menipis
Intervensi keperawatan
1. gangguan rasa nyaman: nyeri kepala yang berhubungan dengan tekanan likuor yang meningkat
Do:
·            Perilaku distraksi
·            Menangis
·            Meringis dan gelisah
·            Memilih posisi yang nyaman
·            Tegangan muskuler, wajah menahan nyeri, pucat
·            Terjadi perubahan tanda-tanda vital
Ds : laporan dari ibu bayi sering menangis, meringis dan gelisah
Tujuan : nyeri berkurang, bayi dapat istirahat dengan nyaman
Intervensi :
1)                   Berikan lingkungan tenang dan agak gelap sesuai dengan indikasi
R/: menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya serta meningkatkan istirahat atau relaksasi
2)                   Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri
R/: menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri
3)                   Letakkan kantong es pada kepala, pakaian dingin diatas mata
R/: meningkatkan vasokontriksi yang selanjutnya akan menurunkan nyeri.
4)                   Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman seperti kepala ditinggikan sedikit
R/: menurunkan rasa nyeri
5)                   Lakukan terapi relaksasi seperti memberikan sentuhan dan pijatan ringan pada bayi
R/: sentuhan dan pijatan ringan memberikan kelancaran sirkulasi yang dapat menurunkan nyeri
6)                  Berikan analgetik, narkotikam dan kolaborasi untuk tindakan medis seperti pemasangan VP shunting
R/: diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat.
VP shunting: pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke atrium kanan atau jantung atau ke rongga peritoneum, yaitu pintasan ventrikuloatrial atau ventrikuloperitoneal.

Daftar Pustaka:
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

No comments:

Post a Comment