Saturday, June 9, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ABORTUS


Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002)

Ethiologi
1.       Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelainan kromosom, lingkungan nidasi kurang sempurna dan pengaruh luar
2.       Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV
3.       Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan serviks, dan retroversio uterus
4.       Kelainan plasenta

Klasifikasi
1.       Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks
2.       Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus
3.       Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus
4.       Abortus kompletus adalah abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan
5.       Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding menipis
6.       Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
7.       Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali
8.       Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum

Manifestasi klinis
Mengalami perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga disertai rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah

Penatalaksanaan
·         Ibu hamil segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi selama kehamilan
·         Ibu harus istirahat total dan dianjurkan relaksasi
·         Terapi intravena atau transfusi darah bila diperlukan
·         Pada kasus abortus inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan
·         Kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan juga dilakukan pengosongan melalui pembedahan
·         Jika penyebabnya infeksi maka evakuasi isi ueterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotik

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:
1.       Lama kehamilan
2.       Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya dan aktivitas yang mempengaruhi
3.       Karateristik darah: merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah dan lendir
4.       Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam, mulas serta pusing
5.       Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop
Diagnosa keperawatan
1.       Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebih
2.       Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemia
3.       Ketakutan yang berhubungan dengan nacaman kematian pada diri sendiri dan janin
4.       Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus
5.       Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan penahanan hasil konsepsi

Intervensi keperawatan
Diagnosa : Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebih
Kriteria hasil :
-        Volume cairan stabil
-        TTV stabil
-        Pengisian kapiler cepat
-        Sensorium tepat
-        Pengeluaran dan berat jenis adekuat secara individual
Intervensi :
Mandiri :
1.       Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut, kemudian timbang pembalut
R/: perkirakan kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Setiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah
2.       Lakukan tirah baring, instruksikan ibu untuk menghindari valsava manufer dan koitus
R/: perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat merangsang perdarahan
3.       Posisikan ibu dengan tepat terlentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semifowler
R/: menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak, peninggian penggul menghindari kompresi vena kava. Posisi semifowler memungkinkan janin bertindak sebagai tampon
4.       Catat TTV, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna membran mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentral bila ada
R/: membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah dan nadi adalah tanda tanda lanjut dari kehilangan volume sirkulasi
5.       Pantau aktivitas uterus, status janin dan adanya nyeri tekan pada abdomen
R/: membantu menentukan sifat hemoragic dan kemungkina akibat dari peristiwa hemoragi
6.       Hindari pemeriksaan rektal atau vagina
R/: dapat meningkatkan hemoragi
7.       Pantau masukan/keluaran cairan. Dapatkan sampel urine setiap jam ukur berat jenis
R/: menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi ginjal
8.       Auskultasi bunyi napas
R/: bunyi napas adventitus menunjukkan ketidak tepatan / kelebihan pergantian
9.       Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluar
R/: dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan, pemeriksaan histologi mungkin diperlukan
Kolaborasi
1.       Dapatkan pemeriksaan darah cepat: HDL jenis dan pencocokan silang, titer Rh, kadar fibrinogen, hitung trombosit, APTT dan kadar LCC
R/: menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan informasi mengenai penyebab harus dipertahankan diatas 30% untuk mendukung transpor oksigen dan nutrien
2.       Pasang kateter
R/: haluaran kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan kemungkinan terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat defisit individual dan kecepatan penggantian
3.       Berikan larutan intravena, eksplander plasma, darah lengkap, atau sel-sel kemasan sesuai indikasi
R/: meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejal-gejala syok

DAFTAR PUSTAKA:
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Persis, Mary. 1995. Dasar –dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Doenges, M. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment