Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan
usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram
(Murray, 2002)
Ethiologi
1. Kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi : kelainan kromosom, lingkungan nidasi kurang
sempurna dan pengaruh luar
2. Infeksi
akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV
3. Abnormalitas
traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan
serviks, dan retroversio uterus
4. Kelainan
plasenta
Klasifikasi
1.
Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya
perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu saat hasil konsepsi
masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks
2.
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus
yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus
3.
Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang
tertinggal dalam uterus
4.
Abortus kompletus adalah abortus yang hasil
konsepsinya sudah dikeluarkan
5.
Abortus servikalis adalah keluarnya hasil
konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus eksternum yang tidak membuka,
sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar,
kurang lebih bundar dengan dinding menipis
6.
Missed abortion adalah kematian janin berusia
sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau
lebih
7.
Abortus habitualis adalah abortus yang berulang
dengan frekuensi lebih dari 3 kali
8.
Abortus septik adalah abortus infeksius berat
disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum
Manifestasi klinis
Mengalami perdarahan per vaginam
setelah mengalami haid yang terlambat juga disertai rasa mulas dan keluhan
nyeri pada perut bagian bawah
Penatalaksanaan
·
Ibu hamil segera menemui dokter apabila
perdarahan terjadi selama kehamilan
·
Ibu harus istirahat total dan dianjurkan
relaksasi
·
Terapi intravena atau transfusi darah bila
diperlukan
·
Pada kasus abortus inkomplet diusahakan untuk
mengosongkan uterus melalui pembedahan
·
Kasus missed abortion jika janin tidak keluar
spontan juga dilakukan pengosongan melalui pembedahan
·
Jika penyebabnya infeksi maka evakuasi isi
ueterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi
antibiotik
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Jika selama kehamilan ditemukan
perdarahan, identifikasi:
1.
Lama kehamilan
2.
Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya
dan aktivitas yang mempengaruhi
3.
Karateristik darah: merah terang, kecoklatan,
adanya gumpalan darah dan lendir
4.
Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang,
nyeri tumpul atau tajam, mulas serta pusing
5.
Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop
Diagnosa keperawatan
1.
Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan
kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebih
2.
Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan
dengan hipovolemia
3.
Ketakutan yang berhubungan dengan nacaman
kematian pada diri sendiri dan janin
4.
Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi serviks,
trauma jaringan dan kontraksi uterus
5.
Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan
dengan penahanan hasil konsepsi
Intervensi keperawatan
Diagnosa : Kurangnya volume cairan
yang berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebih
Kriteria hasil :
-
Volume cairan stabil
-
TTV stabil
-
Pengisian kapiler cepat
-
Sensorium tepat
-
Pengeluaran dan berat jenis adekuat secara
individual
Intervensi :
Mandiri :
1.
Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah dan sifat
kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut, kemudian timbang pembalut
R/:
perkirakan kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Setiap gram
peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah
2.
Lakukan tirah baring, instruksikan ibu untuk
menghindari valsava manufer dan koitus
R/:
perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen
atau orgasme dapat merangsang perdarahan
3.
Posisikan ibu dengan tepat terlentang dengan
panggul ditinggikan atau posisi semifowler
R/:
menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak, peninggian penggul
menghindari kompresi vena kava. Posisi semifowler memungkinkan janin bertindak
sebagai tampon
4.
Catat TTV, pengisian kapiler pada dasar kuku,
warna membran mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentral bila ada
R/:
membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada
tekanan darah dan nadi adalah tanda tanda lanjut dari kehilangan volume
sirkulasi
5.
Pantau aktivitas uterus, status janin dan adanya
nyeri tekan pada abdomen
R/:
membantu menentukan sifat hemoragic dan kemungkina akibat dari peristiwa
hemoragi
6.
Hindari pemeriksaan rektal atau vagina
R/:
dapat meningkatkan hemoragi
7.
Pantau masukan/keluaran cairan. Dapatkan sampel
urine setiap jam ukur berat jenis
R/:
menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi ginjal
8.
Auskultasi bunyi napas
R/:
bunyi napas adventitus menunjukkan ketidak tepatan / kelebihan pergantian
9.
Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluar
R/:
dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan, pemeriksaan histologi
mungkin diperlukan
Kolaborasi
1.
Dapatkan pemeriksaan darah cepat: HDL jenis dan
pencocokan silang, titer Rh, kadar fibrinogen, hitung trombosit, APTT dan kadar
LCC
R/:
menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan informasi mengenai
penyebab harus dipertahankan diatas 30% untuk mendukung transpor oksigen dan
nutrien
2.
Pasang kateter
R/:
haluaran kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan
kemungkinan terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran yang tepat ditentukan oleh
derajat defisit individual dan kecepatan penggantian
3.
Berikan larutan intravena, eksplander plasma,
darah lengkap, atau sel-sel kemasan sesuai indikasi
R/:
meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejal-gejala syok
DAFTAR PUSTAKA:
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Salemba medika
Persis, Mary. 1995. Dasar –dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta
: EGC
Doenges, M. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta
: EGC
No comments:
Post a Comment