Saturday, June 23, 2012

PEMERIKSAAN STATUS SIRKULASI DAN NEUROLOGI


1)      Pain (rasa nyeri)
Biasanya klien akan melaporkan rasa nyeri ke perawat. Klien terlihat meringis menunjukkan rasa nyeri. Rasa nyeri yang  tidak biasanya sebagaimana terdapat pada rasa nyeri gerak pasif mengindikasikan kerusakan neurovaskuler.
2)      Pallor (kepucatan)
Inspeksi bagian di bawah luka merupakan satu dari banyak metode yang efektif untuk menentukan sirkulasi. Kulit diperiksa untuk menetukan warna dan pengisian kapiler. Gunakan area yang retak terisi secepat area yang tidak retak. Pengisian kembali kapiler dianggap tidak normal jika memerlukan waktu lebih dari tiga detik.
3)      Paralisis (lumpuh)
Minta klien untuk menggerakkan jari-jarinya pada lengan atau kaki yang retak. Perawat harus terus mendorong klien untuk terus menunjukkan upaya mobilitas (gerakan) karena kelumpuhan hanya bersifat sementara. Pembengkakan yang meluas mungkin akan menghalangi klien untuk menggerakkan bagian yang retak. Oleh karena itu, perawat harus meninggikan bagian yang retak tersebut diatas setinggi dada untuk mengurangi pembengkakan.
4)      Parestesia (kesemutan)
Sebagai sensasi abnormal yang mungkin digambarkan oleh klien sebagai mati rasa, kesemutan dan rasa seperti ditusuk-tusuk. Saat klien mengeluh merasakan rasa seperti ini, perawat harus memeriksa  bagian tersebut untuk menentukan sebab di bagian luarnya. Jika terdapat gips, terlalu ketat sehingga memunculkan gangguan sirkulasi. Jika gangguan seperti tersebut terjadi pada klien, maka klien juga mengalami gangguan suplai saraf. Jika tidak terdapat gangguan eksternal, perawat harus memeriksa kemungkinan adanya edema. Jika terdapat edema, kelebihan cairan ini akan menyebabkan tekanan pada suplai saraf. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya gejala parestesia. Jika terdapat edema, perawat harus meninggikan bagian yang retak diatas, setinggi dada dan  memeriksa  klien berdasarkan dengan empat dari 5 P yang tersisa.
5)      Pulselessness (keadaan tidak berdenyut)
Dianjurkan kepada perawat untuk memberikan garis dasar mengenai ada atau tidaknya denyut di daerah yang sakit atau daerah sekitarnya. Dasar ini akan berperan sebagai panduan evaluasi denyut. Perawat harus memeriksa denyut, warna, dan temperatur daerah yang  tidak sakit untuk  dijadikan pedoman panduan bagi area yang sakit. Jika klien mengalami gangguan sirkulasi, maka kulit klien akan terasa dingin.
Jika klien mengalami kekurangan denyut, maka hal tersebut dapat berhubungan dengan keadaan darurat. Tidak adanya denyut bisa terjadi karena tidak tersuplainya oksigen dan nutrisi lain secara cukup untuk menopang kelangsungan hidup jaringan. Tidak adanya denyut merupakan suatu bukti kekurangan neurovaskular. Oelh karena itu, perawat harus mengelola penurunan denyut sama dengan keadaan tidak adanya denyut. Cek denyut rutin ( setidak-tidaknya empat jam) dilakukan selama 24 -48 jam pertama setelah luka terjadi atau setelah klien dirawat. Jika terdapat adanya perubahan dalam denyut atau perawat kesulitan untuk memeriksa denyut, maka reposisikan klien dan periksa lagi denyutnya.

Daftar Pustaka:
Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Sumber : Reeves C.J., Roux G., dan Lockhart R., 2001

1 comment:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - JetBlue
    Harrah's Cherokee Casino 시흥 출장마사지 & Hotel 포천 출장마사지 - Use this simple form to find 춘천 출장샵 hotels, motels, and other lodging near Harrah's Cherokee 오산 출장샵 Casino & Hotel 강원도 출장안마 in Cherokee, NC.

    ReplyDelete